Senin, 29 Juli 2019

Mba Emi Ku Sayang

Masih teringat jelas ketika mba hadir ditengah keluarga kami..
Ketika itu dita masih sangat kecil.
Mba emi adalah orang yang mengasuhku dari kecil.
Ingat sekali ketika hadir dalam keluarga kami, dita sangat ketakutan dengan rupa mbak emi  yang jelek hehe... ( saat itu mgkn umur dita masih TK yah mba ) Jelek rupamu tidak hatimu yang dengan tulus mengasuh dan merawat dalam kesabaran seperti orang tua kedua untuk dita.

Masa kecil dita mungkin ga seindah anak2 lainnya, dari kecil berada dalam keluarga yang berkecukupan namun sangat keras, bukan anak yang dimanja dan di prioritaskan di keluarga, dulu sampai menganggap mungkin papah mamah ga pernah berniat memiliki anak dita. ( semoga saja ga demikian ) ga sering dimanja, di perhatikan bahkan dari dulu menganggap kalau dita adalah anak yang ga diharapkan. sampai segitu loh perasaan nya. sangat di dramatisir. Tapi memang bgtulah perasaan ku dari dulu. 

Merasakan masa lalu yang ga cukup menyenangkan, ga menghalangi keinginan dan harapan membuat tekat yang kuat untuk buat org tua bangga. Bukan termasuk dalam golongan anak yang pintar di dalam keluarga membuat rasa yang makin ga karuan. makin ngerasa ga di anggep ya bgtulah sedikit banyak cerita masa lalu. 

Mba emi yang selalu menemani, mengantar dan menjemput sekolah, bahkan ketika murid2 berbangga ketika hujan deras di sekolah dengan ke hadiran orang tuanya, aku bukan anak yang beruntung kala itu, yang berharap seperti anak lainnya.
Tapi aku ingat jelas, mba emi yang menjemput kala itu. hmm.... ( pahlawan ku ) mskpn tetap ga membuat hatiku merasa bahagia.

Selang beberapa lama mba emi diambil oleh keluarganya dipaksa untuk bekerja ditempat lain dan lama hilang dan selalu di pertemukan kembali. beberapa kali demikian hingga pada suatu kesempatan dalam keadaan yang berbeda, saat ekonomi keluarga ga cukup baik, mba emi tetap setia bersama kami, yang masih sangat jelas saat perjuangan dita kuliah mba emi adalah orang terbaik yang menemani dan melindungi dita sahabat terbaik, orang tua terbaik ga tau harus mengungkapkan seperti apa namun Allah tau siapa yang sangat berperan lebih dalam hidup dita, itu adalah mba emi.

Sayang banget dita sama mbak...
Belum banyak hal yang bisa  dita berikan untuk membahagiakan mbak emi....
Kehilangan mba untuk selama lamanya membuat hati dita teriris menangis....menyesali karena belum dapat balas budi untuk mba.... 
Tapi dalam harapan dita selalu ada untuk bisa membelikan tanah untuk mbak emi berkebun seperti keinginan mba emi. maaf yah mba belum bisa mewujudkan semuanya.

Allah lebih sayang sama mbak emi...
Allah tau mana yang terbaik, membuat jalan cerita seperti saat ini pun itu adalah kehendak Allah.
























Inget selalu ya mba sama dita disana....
ingin sekali menyusul menemani mba disana....
Tunggu dita ya mba.....

Ga ada lagi senyum manis mu mba ku sayang.....
Love you mba emi....
Bahagia ya mba di surganya Allah. Insha Allah Aamiin ya Allah.